Angklung adalah alat musik yang berasal dari Jawa Barat yang terdiri dari dua tabung bambu dan rangka bambu. Angklung dibunyikan dengan cara digetarkan atau dipukul. Suara angklung terjadi karena tabrakan antara bagian bawah tabung angklung dengan bambu di sebelahnya dan kemudian suara tersebut diperkuat oleh resonator yang ada pada tiap tabung. Angklung adalah instrument dengan satu nada. Instrument ini terdiri dari dua tabung yang memiliki beda nada satu oktaf. Anglung memiliki range frekuensi dar c2 sampai f7 sehinga angklung dapat memainkan musik orkestra.

Angklung dimainkan dengan tiga cara yaitu dengan cara digetarkan/kurulung, dipukul/tengkep, dan digetarkan hanya tabung besarnya/tengkep. Angklung yang dibunyikan dengan cara digetar akan mempunyai efek suara seperti desiran angin. Angklung yang dibunyikan dengan cara dipukul akan mempunyai efek stakato. Angklung yang dibunyikan dengan cara ditengkep akan terdengar lebih lembut.

Pada awalnya angklung memiliki nada pentatonis (nada da, mi, na, ti, la, da). Oleh bapak Daeng Soetigna angklung diubah nadanya menjadi nada diatonis. Oleh karena itu angklung diatonis sering disebut angklung padaeng. Bapak Daeng menganggap suara cara membunyikan angklung mirip dengan cara membunyikan biola. Cara membunyikan dengan cara menggetarkan angklung mirip dengan biola yang digesek, dan teknik yang disebut centok mirip permainan stakato pada biola. Oleh karena itu padaeng membuat nada angklung berpatokan pada biola. Nada angklung no 1 adalah nada terendah pada biola. Pada perkembangannya angklung dimainkan dalam bentuk orkes sehingga dibutuhkan nada yang rangenya lebih luas oleh karena itu dibuatlah angklung yang lebih rendah dan lebih tinggi dari awal pembuatan angklung.
•Musik Angklung = Musik Natural
Angklung adalah musik yang harus ditampilkan secara natural. Angklung memiliki karakteristik suara seperti angin. Keindahan suara angklung hanya dapat dinikmati apabila angklung dimainkan secara bersama-sama karena satu angklung hanya dapat memainkan satu nada sehingga butuh banyak angklung untuk dapat memainkan suatu repertoir. Angklung harus dimainkan secara bersama-sama maka musik angklung bisa dianggap sebagai sumber suara bidang yang unik. Angklung dikatakan unik karena suara nada bisa dimainkan pada tempat yang berbeda pada barisan. Suara angklung yang dihasilkan haruslah tercampur dengan baik sehingga penonton sulit membedakan posisi sebenarnya dari nada yang dimainkan. Suara angklung yang seperti ini yang tidak dimiliki instrumen lain terutama instrumen barat.

Menurut seniman angklung, suara angklung yang bagus adalah yang bersuara angklung dan bukan bersuara bambu. Suara bambu adalah suara angklung apabila suara bambu yang bertabrakan terdengar dominan. Hal ini terjadi apabila angklung didengar pada suara yang sangat dekat. Suara angklung yang baik adalah apabila digetarkan terdengar seperti desiran angin. Dan suara ini timbul dari proses yang kompleks. Masalah yang sering timbul pada saat pengambilan suara dengan mikrofon adalah suara bambu yang dominan. Suara angklung yang terbaik adalah suara natural dan suara natural akan terdengar dengan baik pada ruangan dengan akustik yang baik.

Musik Angklung dan Ruangan
Musik angklung seperti halnya musik simfoni dan chamber music hanya dapat dimainkan dengan baik pada ruang dengan akustik yang baik. Hal tersebut disebabkan karena faktor ruang yang berpengaruh pada musik hanya dapat terjadi apabila musik dimainkan di ruangan. Apabila ruangan memiliki akustik yang baik maka musik akan terdengar dengan lebih sempurna dibandingkan dengan kondisi dimana ruangan memiliki akustik yang buruk.

Musik adalah temporal art. Maksudnya adalah musik tidak akan terdengar sama setiap kali dimainkan dan musik akan memberikan pengalaman mendengar yang berbeda setiap kali dimainkan. Hal itu dipengaruhi oleh dinamika permainan dari pemain musik dan kondisi ruangan tempat musik dimainkan. Dinamika dari musik akan sangat dipengaruhi oleh kondisi akustik dari ruangan. Ruangan yang berbeda akan menyebabkan musik yang sama terdengar berbeda. Oleh karena itu ruang memegang peranan yang amat penting terhadap musik.

Musik Angklung dan Pemainnya
Kualitas musik yang didengar sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor pemain dan faktor ruangan. Faktor pemain terbagi menjadi dua bagian yaitu faktor teknis dan faktor non teknis. Kedua faktor ini memiliki pengaruh dan keterkaitan yang sangat besar. Faktor teknis adalah faktor yang berhubungan dengan teknik pemain musik dalam memainkan lagunya. Contohnya adalah kemampuan pemain dalam memainkan instrumennya, kemampuan pemain dalam membaca not dan menghafalkan lagu, mengerti bagaimana setiap bagian lagu dimainkan dan lain-lain.

Faktor non teknis adalah faktor lain diluar kemampuan bermain dari pemain musik. Contohnya adalah kebosanan dalam memainkan lagu, suasana hati dalam memainkan lagu, kondisi pencahayaan ruangan yang menyilaukan, ruang ganti yang sempit dan lain-lain. Kualitas ruangan juga sangat berpengaruh pada faktor non teknis pemain. Ruangan yang baik juga dapat menyebabkan pemain dapat memainkan musik dengan lebih baik.

Kualitas Ruangan
Kualitas ruangan bagi pemain musik ditentukan dari suara yang kembali ke pemain. Pemain harus dapat mendengarkan musik yang dimainkan. Hal itu sangat penting terutama untuk musik yang dimainkan bersama. Para pemain harus dapat mendengarkan musik yang dimainkan secara keseluruhan dan disinilah akustik ruangan akan sangat berperan. Fungsinya adalah untuk harmonisasi musik seperti penyamaan tempo permainan dan penyesuaian kerasnya suara alat musik. Dalam dunia musik hal ini dikenal sebagai peripheral. Dalam permainan musik angklung hal ini sangatlah penting dan hal ini sangat mempengaruhi permainan musik angklung. Kondisi tempat bermain yang kering menyebabkan pemain angklung merasa tidak percaya diri sehingga permainan musik menjadi tidak optimal.

Berdasarkan kembalinya suara ke pemain ruangan dibagi menjadi 3 bagian yaitu Picture, Relief, dan Sclupture. Penamaan ini dilakukan oleh Gerhard Bosse.

Picture maksudnya suara yang kembali ke pemain diibaratkan seperti gambar atau lukisan. Gambar atau lukisan tidak memiliki bidang yang timbul, maksudnya suara tidak ada yang kembali ke pemain. Gedung dengan suara seperti ini sangat buruk bagi pemain dan pemain akan mengalami kesulitan dalam bermain musik.

Relief maksudnya ada sebagian suara yang kembali ke pemain. Suara yang kembali tidak jelas dan suaranya tidak sempurna. Bermain musik di ruangan seperti ini menyebabkan permainan musik menjadi tidak optimal.

Sclupture maksudnya suara kembali secara sempurna. Suara diibaratkan seperti patung yang memiliki bentuk yang jelas dan detil. Pada ruangan dengan kondisi ini maka suara akan terdengar dengan jelas dan detil sehingga musik dapat dimainkan dengan optimal.
•Interaksi Musisi dan Penonton
Interaksi antara pemain dan penonton sangat berpengaruh dalam kualitas permainan. Interaksi ini terjadi saat musik dimainkan dan saat musik selesai dimainkan. Seorang pemusik yang mengetahui bahwa penonton mengapresiasi dan menikmati musik yang dimainkan akan memainkan musiknya dengan lebih optimal. Ruangan yang dengan akustik yang baik menjadi kunci agar interaksi ini dapat terjadi.
•Efek Adanya Gedung Konser
Gedung konser memegang peranan yang amat penting dalam perkembangan musik di suatu kota atau negara. Musik berkembang dengan adanya interaksi antara musisi dan apresiator dan gedung konser memegang peranan yang penting dalam interaksi tersebut. Gedung konser yang baik akan memberikan kepuasan dan pengalaman baik bagi musisi dan penonton. Adanya gedung konser akan memberikan kesempatan lebih bagi artis/musisi dalam berkreasi dalam menciptakan musik dan pertunjukkan. Kreasi ini tidak terbatas hanya pada angklung atau musik tradisional tetapi musik secara umum. Gedung konser adalah sarana untuk berkreasi dan dengan adanya gedung konser yang representatif dengan akustik yang baik akan membuat musik semakin berkembang.