Angklung Jalanan
Belum banyak yang tahu tentang keberadaan angklung jalanan khususnya di Ciledug, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Kelompok pengamen angklung ini mengususng irama musik beretnik tradisional, dipadukan dengan lagu-lagu dangdut kekinian. Kelompok yang biasa disebut dengan sebutan angklung tangsi ini biasanya melakukan pertunjukkan di dekat lampu merah.
Tak ayal pertunjukkan ini mengundang banyak penonton yang menunggu lampu merah sembari mengabadiakan atau hanya sekedar mendengarkan lantunan musik-musik yang dibawakan oleh grup ini. bukan hanya angklung, irama dari musik pengamen grup angklung ciledug ini sebenarnya terdiri dari beberapa alat musik, ada bass, mini drum, dan juga kolintang. Perpaduan dari alat-alat musik itu membentuk suatu harmoni irama yang enak untuk didengarkan.
Salah satu pengamen bernama bang Beno bercerita tentang pembentukan grup angklung tersebut
"Grup angklung tangsi ini terbentuk tahun 2015 tepatnya pada 17 Agustus, yang terdiri dari anggota yang berasal dari berbagai macam kota di Jawa Tengah. mereka belajar angklung secara otodidak yang menjadikan grup ini memiliki kemampuan yang beragam pada setiap anggotanya".
Saat ditanya tentang harapan dan pesan yang ingin disampaikan kepada generasi muda, "Harapannya sih semoga anak-anak jaman sekarang terutama milenial lebih menghargai dan menggemari budaya sendiri bukan budaya barat dan bisa melestarikan budaya sendiri agar bisa dikenal oleh warga mancanegara." ujar mas Beno.
Memang dewasa ini kebudayaan musik tradisional seperti yang ditampilkan oleh grup ini jarang diminati, bahkan seringkali dipandang skeptis oleh orang-orang yang percaya bahwa kegiatan yang tidak teratur seperti itu mengganggu kegiatan lain, tapi tidak sedikit juga orang yang menghargai bahkan ikut melestarikan budaya musik tradisional seperti ini. Sudah seharusnya sebagai bagian dari masyarakat Indonesia kita ikut melestarikan dan menjunjung bahkan memnpromosikan kebudayaan kita sendiri, tidak harus dengan cara langsung namun bisa dengan cara yang kita kuasai, salah satunya sosial media yang kini telah merambah seluruh lapisan masyarakat umum, dengan begitu kebudayaan ini bisa berkembang bahkan menjadi aset berharga bagi identitas bangsa Indonesia.
Tak ayal pertunjukkan ini mengundang banyak penonton yang menunggu lampu merah sembari mengabadiakan atau hanya sekedar mendengarkan lantunan musik-musik yang dibawakan oleh grup ini. bukan hanya angklung, irama dari musik pengamen grup angklung ciledug ini sebenarnya terdiri dari beberapa alat musik, ada bass, mini drum, dan juga kolintang. Perpaduan dari alat-alat musik itu membentuk suatu harmoni irama yang enak untuk didengarkan.
Salah satu pengamen bernama bang Beno bercerita tentang pembentukan grup angklung tersebut
"Grup angklung tangsi ini terbentuk tahun 2015 tepatnya pada 17 Agustus, yang terdiri dari anggota yang berasal dari berbagai macam kota di Jawa Tengah. mereka belajar angklung secara otodidak yang menjadikan grup ini memiliki kemampuan yang beragam pada setiap anggotanya".
Saat ditanya tentang harapan dan pesan yang ingin disampaikan kepada generasi muda, "Harapannya sih semoga anak-anak jaman sekarang terutama milenial lebih menghargai dan menggemari budaya sendiri bukan budaya barat dan bisa melestarikan budaya sendiri agar bisa dikenal oleh warga mancanegara." ujar mas Beno.
Memang dewasa ini kebudayaan musik tradisional seperti yang ditampilkan oleh grup ini jarang diminati, bahkan seringkali dipandang skeptis oleh orang-orang yang percaya bahwa kegiatan yang tidak teratur seperti itu mengganggu kegiatan lain, tapi tidak sedikit juga orang yang menghargai bahkan ikut melestarikan budaya musik tradisional seperti ini. Sudah seharusnya sebagai bagian dari masyarakat Indonesia kita ikut melestarikan dan menjunjung bahkan memnpromosikan kebudayaan kita sendiri, tidak harus dengan cara langsung namun bisa dengan cara yang kita kuasai, salah satunya sosial media yang kini telah merambah seluruh lapisan masyarakat umum, dengan begitu kebudayaan ini bisa berkembang bahkan menjadi aset berharga bagi identitas bangsa Indonesia.
0 Komentar