Madrid - Konferensi Perubahan Iklim ke-25 (UNFCCC-COP25) di Madrid, Spanyol yang berlangsung selama hampir 2 pekan berakhir pada Jumat 13 Desember 2019. Delegasi Indonesia sendiri menutup paviliun dengan meriah.

Closing ceremony ini dimeriahkan dengan penampilan musisi Oppie Andaresta yang berkolaborasi dengan Gede Putra Witsen. Penutupan dilaksanakan pada Kamis 12 Desember 2019 malam.

Oppie menyanyikan lagu 'rasa sayange'. Para pengunjung pun ikut menikmati alunan lagu tersebut, sambil bertepuk tangan mengikuti irama.

Kemeriahan semakin terasa ketika panitia membagikan alat musik angklung kepada para pengunjung. Dengan panduan Gede Putra Witsen, para pengunjung yang kebanyakan dari delegasi negara lain pun bisa memainkan angklung dengan singkat.

Paviliun pun penuh sesak oleh pengunjung. Apalagi, sebelumnya Indonesia menghadirkan ekonom asal AS, Prof. Jeffrey Sachs sebagai keynote speaker pada sesi diskusi.

Di akhir acara, Paviliun Indonesia semakin ramai dikunjungi lantaran ada pembagian souvenir dari panitia. Ratusan souvenir berupa tote bag, pouch, hingga dompet yang merupakan hasil kerajinan tangan dari beberapa daerah di Indobesia pun menjadi serbuan para pengunjung.

Paviliun Indonesia kian jadi pusat perhatian, selain karena letaknya strategis, juga lantaran para delegasi joget bersama. Tarian 'Sajojo' dari Papua membuat para pengunjung yang lainnya ikut bergoyang.

Paviliun Indonesia merupakan paviliun terunik dibanding negara lainnya. Sebab, Indonesia menonjolkan budaya dan juga bambu untuk dekorasi papviliun.

Sejak 4 Desember 2019, di paviliun tersebut telah dilaksanakan 43 sesi diskusi yang dihadiri oleh sekitar 207 speaker, baik dari dalam negeri maupun internasional, seperti eks Wapres AS Al Gore dan Jeffrey Sachs serta Lord Nicolaus Stern.

"Selama beberapa hari terakhir di pada ajang COP25 ini, kami telah berbagi pengalaman dengan para praktisi terbaik, saling diskusi dan belajar satu sama lain. Tentunya, kami juga telah belajar banyak dari Kota Madrid yang indah ini yang akan membawa kenangan kembali saat kami kembali pulang," ujar Dirjen PPI Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang juga Penanggung Jawab Paviliun, Agus Justianto.

Diskusi hangat seputar isu kebijakan politik terkait perubahan iklim, pendanaan iklim, hingga pembahasan Nationally Determined Contribution (NDC) dan lainnya. Sesi diskusi lainnya seperti kekuatan pergerakan agama untuk lingkungan hingga diskusi yang menghadirkan anak muda juga menarik perhatian pengunjung.

Sementara itu Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang juga Ketua Tim Delegasi RI, Alue Dohong berharap paviliun Indonesia menjadi inspirasi bagi semua pihak.

"Saya percaya bahwa dari Paviliun Indonesia ini, ada banyak hal yang dapat menginspirasi kolega kami di ruang negosiasi, tidak hanya menginspirasi dari aspek teknis perubahan iklim tetapi juga menginspirasi orang untuk memperkuat dan memperluas jaringan mereka untuk kolaborasi di masa depan dalam aksi iklim," kata Alue.

1 Komentar

  1. Artikel yang sangat bermanfaat bagi generasi milenial.... Lanjutkan

    BalasHapus